Beranda | Artikel
Kesalahan dalam Bersalawat kepada Nabi Syaikh Ashim al-Qaryuti #NasehatUlama
Minggu, 13 November 2022

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Ya Allah, limpahkan selawat, salam, dan keberkahan untuk penghulu kami,
Nabi kami, dan imam kami, Muhammad,
beserta keluarga dan sahabat beliau seluruhnya.

Adapun berikutnya, ada catatan penting
terkait tata cara berselawat untuk Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Catatannya adalah ketika disebut nama Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam
ketika membaca hadis,

dalam kalimat pada kesempatan tertentu,
atau saat menyampaikan suatu dalil,
hendaknya menyebut nama Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,

lalu berselawat untuknya dengan jelas dan gamblang
tanpa melewatkan atau menabrakkan
sebagian kata-kata saat kita mengucapkan:
“Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam.”

Jadi, kita ucapkan dengan jelas, gamblang, dan nyata:
“Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam.”
Bukan dengan cara yang hampir tidak bisa dibedakan kata demi katanya
atau tidak sesuai dengan tuntunan,
atau tidak layak dengan kedudukan Nabi kita
Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam.

Aku memohon kepada Allah ʿAzza wa Jalla
agar memberi aku dan kalian taufik
kepada setiap hidayah dan kesalehan,
dan segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam,

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا

وَنَبِيِّنَا وَإِمَامِنَا مُحَمَّدٍ

وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ فَتَنْبِيهٌ مُهِمٌّ

بِشَأْنِ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

التَّنْبِيهُ وَهُوَ أَنَّهُ إِذَا ذُكِرَ اسْمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

عِنْدَ قِرَاءَةِ حَدِيثٍ

أَوْ فِي سِيَاقِ مُنَاسَبَةٍ

أَوْ عِنْدَ الْاِسْتِشْهَادِ بِدَليلٍ

أَنْ يُذْكَرَ اسْمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَيُصَلَّى عَلَيْهِ بِوُضُوحٍ وَجَلَاءٍ

دُونَ حَذْفٍ وَدَمْجٍ

لِبَعْضِ الْكَلِمَاتِ فِي قَوْلِنَا

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فَنَنْطِقُهَا وَاضِحَةً جَلِيَّةً بَيِّنَةً

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَلَا تَكُونُ بِطَرِيقَةٍ لَا تَكَادُ تُمَيَّزُ

أَوْ لَا تَلِيقُ بِهَدْيٍ

لَا تَلِيقُ بِنَبِيِّنَا

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

أَسْأَلُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ

أَنْ يُوَفِّقَنِي وَإِيَّاكُمْ

لِكُلِّ هُدًى وَصَلَاحٍ

وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ

عَلَى سَيِّدِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ


dan semoga Allah limpahkan selawat, salam, dan keberkahan
untuk penghulu para Nabi dan Rasul.

====


Artikel asli: https://nasehat.net/kesalahan-dalam-bersalawat-kepada-nabi-syaikh-ashim-al-qaryuti-nasehatulama/